Membaca menjadi salah satu hobi yang dipilih di banyak negara. Akan tetapi, data UNESCO mengungkapkan bahwa minat membaca masyarakat Indonesia termasuk dalam golongan sangat rendah, yaitu 0,001 persen saja. Diperlukan cara, khususnya bagi institusi pendidikan, untuk meningkatkan minat baca ini. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan buku sebaik mungkin. Oleh karenanya, Program Sarjana Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB), Universitas Kristen Maranatha, berkolaborasi dengan Indonesia Extensive Reading Association (IERA) dan Extensive Reading Foundation (ERF) mengelar acara Webinar “Vertual Talks #12”.
Kegiatan yang berlangsung secara daring ini mengambil tema “Making the Most of Your Books” pada Sabtu, 5 September 2020. Webinar mengundang tiga orang pembicara, yaitu Educational Filmmaker, Bob Greenberg, M.Sc.; Head of Department of English Langguage Literature and EBS Meridian Secondary School Singapore, Norita Ali, M.A.; dan Dosen Program Studi Sastra Inggris Universitas Kristen Krida Wacana, Athriyana Pattiwael, M.Hum. Webinar disaksikan melalui platform Zoom dan kanal YouTube Universitas Kristen Maranatha
Dekan FBB UK Maranatha, Anton Sutandio, S.S., M.Hum., Ph.D., yang menyampaikan sambutannya mengatakan bahwa membaca adalah kebiasaan baik yang perlu diperkenalkan kepada banyak orang. Menurutnya, dengan membaca kita dapat membebaskan pikiran dan tubuh untuk menikmati keindahan dunia di tengah situasi saat ini. Ia berharap melalui topik ini akan menemukan banyak cara untuk memanfaatkan buku yang dimiliki dan dapat membagikan kebahagiaan membaca kepada orang lain.
Bob sebagai pemateri pertama memaparkan aktivitas-aktivitas yang ia lakukan bersama para siswa untuk “bringing books to life” atau“menghidupkan buku”. Proyek ini mengajak siswa untuk membaca buku-buku populer dan membuat film pendek menggunakan green screen (layar hijau) atau animasi stop-motion. Siswa ditugaskan sesuai dengan posisi layaknya membuat film, seperti juru kamera, pelakon, penulis naskah, dan lainnya. “Tujuannya adalah mendorong kecintaan membaca siswa, agar tidak menganggapnya sebagai pekerjaan. Bahkan mereka bisa meningkatkan kemampuan membaca, kemampuan presentasi, mengikuti arahan, hingga kemampuan menyelesaikan masalah,” ujar Bob.
Pada pemaparannya, Norita membahas program extensive readingyang diterapkan di sekolahnya untuk membangun budaya membaca dan meningkatkan minat baca siswa. Dari survei yang diberikan kepada para siswa, ditemukan bahwa siswa akan lebih bersedia membaca jika buku di perpustakaan yang berada dalam jangkauan mereka. Norita juga mengajak guru untuk mengizinkan siswa membaca buku bergambar seperti komik. “Karena dari satu hasil penelitian mengatakan bahwa komik dapat berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan pembaca ke tingkat membaca dan memahami teks yang lebih sulit,” jelas Norita.
Melalui materi yang berjudul “Nurturing Empathy and Emotion Self-Regulation – Potential Brought Together by ER”, Athriyana mengatakan bahwa membaca cerita dengan extensive reading (ER) ternyata berkontribusi terhadap perasaan empati dan pengaturan emosi diri. Manfaatnya adalah memperkenalkan lebih baik pemahaman dan kesadaran diri pembaca melalui pengenalan emosi berbeda, baik positif maupun negatif. Selain itu, ER dapat melatih kita untuk mengatur emosi diri dengan mengamati karakter cerita tersebut. Terakhir adalah membentuk dan memelihara empati terhadap orang lain dari karakter cerita yang mereka baca.
Vertual Talks sendiri merupakan bagian dari program kerja IERA dan ERF untuk mengenalkan pembelajaran bahasa Inggris melalui extensive reading yang mengutamakan perasaan senang dalam membaca. Hal ini disampaikan oleh Fenty Lidya Siregar, S.S., M.A., Ph.D., Ketua IERA sekaligus dosen di Program Sarjana Sastra Inggris UK Maranatha. “Untuk itu, IERA bekerja sama dengan berbagai universitas untuk menyelenggarakan webinar gratis sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Ini adalah bentuk kerjasama ERF dan IERA yang kedua kalinya dengan FBB UK Maranatha,” jelasnya. (sg/gn)