Pandemi Covid-19 menimbulkan penurunan yang cukup signifikan di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi dan bisnis. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh pelaku usaha. Sehubungan dengan hal itu, Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Kristen Maranatha mengundang tiga lulusan UK Maranatha yang memiliki badan usaha, khususnya dalam bidang kuliner sebagai narasumber di acara Alumni Sharing Session pada Jumat, 2 Oktober 2020. Tema yang diambil kali ini adalah“Strategy Building in Culinary Business in Covid-19 Pandemic”. Acara ini diselenggarakan secara online melalui platform Zoom dan YouTube.
Ketiga lulusan yang diundang, yaitu Indriana Levani, Program Sarjana Desain Interior; Clift D. Pasadena, Program Sarjana Manajemen; dan Syumeiraty Rashando, Program Sarjana Sastra Inggris. Mereka membagikan saran dan pengalaman selama pandemi Covid-19, khususnya di bidang usaha kuliner.
Ketiga narasumber pun berbagi tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis, terutama di masa pandemi ini. Menurut Indriana, yang merupakan owner Mangkok Manis, usahanya masih tetap beroperasi selama pandemi Covid-19 dengan memerhatikan protokol kesehatan. “Kita harus efisien dalam menghitung biaya yang dikeluarkan. Saya juga memperhitungkan biaya apa saja yang dapat dikurangi. Contohnya, menyeleksi menu yang paling diminati oleh konsumen. Hal tersebut dapat membantu untuk mengurangi biaya bahan baku yang akan dibeli sehingga biaya dapat berkurang,” ucap Indriana.
Sama seperti Indriana, Clift, yang merupakan CEO Dapoer Pandan Wangi Sunda Resto menceritakan bahwa usahanya masih tetap beroperasi walau ada penurunan yang signifikan di awal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Saat itu restoran kami hanya bertahan dengan sistem take away, GrabFood, dan GoFood,” tuturnya.
Clift juga membagikan beberapa hal yang sangat penting dalam membangun usaha kulinernya. “Visi dari Dapoer Pandan Wangi Resto, yaitu memberikan yang terbaik dalam bentuk pelayanan, kebersihan, rasa, dan juga suasana untuk seluruh pelanggan se-Indonesia,” ujarnya. Bagi Clift, karyawan harus mendapatkan training yang sungguh-sungguh. “Saya sudah melatih dan membiasakan karyawan dengan wind of change. Kita harus bisa mengikuti perubahan. Sistem boleh berubah, tetapi rasa jangan berubah,” tambah Clift.
Berbeda dengan kedua alumni yang sudah membagikan pengalamannya, Syumeiraty yang merupakan owner Pillow Cake Bandung mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 usaha kulinernya justru meningkat karena aktif melakukan promosi lewat platform online dan berani untuk membuka kafe baru. Syumeiraty juga percaya platform online dapat membantu dan menolong bisnis di masa depan.
Syumeiraty juga berpendapat, bila ingin berbisnis kita harus online based, memanfaatkan marketing social media. “Social media adalah media yang murah untuk melakukan promosi. Kita juga harus berusaha supaya produk kita tidak sulit untuk dibeli,” tutupnya. (eg/gn)
Foto: dok. Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni via Zoom