Universitas Kristen Maranatha dan Monash University Indonesia menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) pada Jumat, 9 Agustus 2024 di Ruang Integrity, Gedung Administrasi Pusat. Nota kesepahaman yang ditandatangani berkaitan dengan rencana kolaborasi antara Maranatha dan Monash dalam berbagai program, seperti studi lanjut doktor bagi dosen dan staf UK Maranatha di Monash University Indonesia, serta penerapan cross supervision arrangement antara kedua universitas untuk sharingterkait supervision practice sebagai bagian dari long-term program of vision development di Monash University.
Penandatanganan MoU ini dihadiri oleh perwakilan Monash University Indonesia, yang meliputi President and Pro Vice-Chancellor, Prof. Matthew Nicholson; Executive Assistant of President, Sofia Barata; COO and Vice-President, Tantia Dian Permata Indah; Digital Media Coordinator, Tiara Syahbani; serta Senior Manager Marketing and Communication, Suryo Danuwinto, beserta timnya.
Turut hadir dalam acara ini perwakilan UK Maranatha, yakni Rektor, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D.; Wakil Rektor Bidang Sumber Daya, Ir. Olga Catherina Pattiwaej, M.S., Ph.D.; Direktur Kemitraan, Antonius Budi Wibowo, S.S., M.Hum., M.A.; Ketua Bidang Relasi Institusi dan Korporat, Agung Tyastuti Dinar Kartika Sari Hartono Yunior, S.H., beserta jajarannya; Dekan Fakultas Kedokteran, Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes.; Dekan Fakultas Teknologi dan Rekayasa Cerdas, Oscar Karnalim, S.T., M.T., Ph.D. beserta timnya; Wakil Dekan Bidang Akademik dan Riset Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Septerianie Sutandi, B.A., M.TCSOL.; serta Wakil Dekan Bidang Inovasi, Christian Andersen, S.H., M.Kn.
Dalam sambutannya, President of Monash University, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk berkontribusi dalam memecahkan berbagai masalah kompleks global, seperti perubahan iklim, cybersecurity, serta pembangunan dan pemeliharaan masyarakat yang berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa upaya ini tidak bisa dilakukan oleh Monash University sendirian.
“Tujuan universitas kami adalah untuk terus maju dalam mengembangkan sumber daya manusia, juga mengatasi tantangan besar yang dihadapi Indonesia dan dunia. Universitas berkembang melalui kemitraan dan kolaborasi, itulah sebabnya kami menandatangani kesepakatan ini hari ini, dan kita akan mencapainya bersama-sama,” ucap Prof. Matthew.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Dalam sesi ini, Olga menyatakan bahwa dari 400 dosen di Maranatha, 140 di antaranya sudah memiliki gelar doktor, dan 80 dosen lainnya sedang menempuh pendidikan doktor. Ia juga mengungkapkan kegembiraannya jika dosen dan staf Maranatha bisa melanjutkan studi doktor di Monash University. Selain itu, Olga menambahkan bahwa beberapa akademisi Maranatha yang melanjutkan studi doktor ke luar negeri terpaksa harus mengambil cuti mengajar karena perbedaan waktu dan jarak yang cukup jauh dari kampus.
Menanggapi pernyataan tersebut, Matthew menjelaskan bahwa Monash Indonesia didirikan untuk masyarakat Indonesia sehingga mahasiswa dan akademisi yang ingin melanjutkan studi doktor dapat berkuliah di universitas bertaraf internasional tanpa harus ke luar negeri dengan biaya yang lebih terjangkau dan tetap dapat mengajar. (av/vir)