Pengenalan Batik Lasem dilaksanakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Universitas Kristen Maranatha dalam acara “Berbagi Cerita Batik Lasem” yang diadakan di Exhibition Hall Gedung B Lantai 1. Terdapat beberapa mahasiswa Fakultas Bisnis dan FSRD turut mengikuti pameran yang diadakan pada 6-7 Desember 2022 tersebut.
Menurut Ketua Pelaksana Acara, Dr. Christine Claudia Lukman, M.Ds., dosen Program Sarjana Desain Komunikasi Visual (DKV), kegiatan ini merupakan bagian dari penelitian hibah institusi. Tidak hanya pameran, kegiatan ini juga mengadakan bincang ilmiah dan diseminasi atas penelitian bersama dengan rekannya. Kemudian, diadakan talk show dengan tujuan untuk membantu para pelaku UMKM yang tengah mengalami kemunduran. Christine lalu menjelaskan tentang adanya bazar Batik Lasem untuk membantu serta membangun minat mahasiswa dan aktivis UK Maranatha untuk melestarikan budaya batik.
Pada hari pertama, talk show menghadirkan dibawakan oleh Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), Dr. Komarudin Kudiya, S.IP., M.Ds.; Pemilik Pusaka Beruang Batik Lasem, Santoso Hartono; dan Perajin Batik Lasem Pesona Canting, Siti Wiwin Rustiani dengan materi yang berjudul “Culturepreneurship: Pengusaha Mulia Melestarikan Budaya Bangsa”.
Komarudin memberikan penjelasan mengenai potensi pembuatan batik, kerangka strategi pengembangan, hingga solusi pada hambatan pembuatan batik. “Sebagai anak muda, kita harus bisa mengenal batik yang asli dan bangga menggunakannya,” pesan Komarudin. Setelah itu, Siti juga menyampaikan bahwa untuk menghadapi tantangan adalah kesabaran karena ketika berhasil, maka akan ada kebanggaan tersendiri. Kemudian, Santoso juga berpesan mengenai kesempatan yang akan menjadi besar ketika kita mau belajar.
Sementara itu, pada hari kedua, materi dibawakan oleh Christine dan Sandy Rismantojo, S.Sn., M.Sc. yang juga dosen DKV UK Maranatha, serta dosen Universitas Indonesia, Agni Malagina, M.Hum., dengan materi yang berjudul “Batik Lasem dari Mata Turun ke Hati”. Sandy memberikan banyak penjelasan mengenai arti dari setiap desain batik, konsep menggunakan kain agar kedua visual tetap terlihat, dan ciri khas dari setiap kain yang digunakan. “Akan sangat menarik ketika anak muda tertarik dengan keunikan batik karena di dalam batik selalu ada cerita dan doa yang tersirat dari perajinnya,” menurut Sandy.
Agni juga menyampaikan beberapa hal menarik dari Batik Lasem, mulai dari sejarahnya hingga motif kuno yang menggabungkan budaya dari beberapa negara, serta penyebaran dari Batik Lasem. Ia berharap agar mahasiswa dapat melestarikan cara pembuatan batik yang tradisional untuk mempertahankan para perajin batik Indonesia.
Dengan berlangsungnya acara ini, Christine berharap agar mahasiswa mengetahui bahwa batik itu bukan hanya barang yang indah dilihat mata, melainkan memiliki potensi ekonomi yang tidak bisa diabaikan, serta bisa menerapkan nilai-nilai UK Maranatha sesuai dengan yang dilakukan para pembicara melalui penjualan batiknya. (kg/vir)