Dua Mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, yaitu Kay Clement Thenna (2142001), mahasiswa Program Sarjana Sastra Jepang dan Evan Agustian Lukius (2072017), mahasiswa Program Sarjana Teknik Informatika berhasil lulus seleksi untuk mengikuti internship selama satu tahun di sebuah perusahaan di Kyoto, Jepang.
Kay dan Evan merupakan mahasiswa pertama yang mengikuti program internship rancangan pengajar di Maranatha Japan Center, Prof. Eishi Hirose, Ph.D., Lit., bersama dengan Rektor UK Maranatha, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D.; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset, Dr. Se Tin, S.E., M.Si., Ak.; Sekretaris Umum Universitas, Prof. Robby Yussac Tallar., S.T., M.T., Dipl.IWRM., Ph.D., beserta bantuan dari International Office dan Lembaga Pengembangan Akademik dan Administrasi UK Maranatha. Keduanya berangkat sesuai jadwal, di awal bulan Oktober 2024. Sebelum itu,Prof. Sri dan Prof. Eishi melakukan visitasi ke Kyoto, Jepang pada 2 Oktober guna menjamin kelancaran program internship ini.
Sebagai mahasiswa prodi Teknik Informatika, Evan mengaku mendapatkan informasi mengenai program internship ini dari dekan sebelumnya, yaitu Ir. Teddy Marcus Zakaria, M.T. Teddy selaku dosen pembimbing, merekomendasikan Evan untuk mengikuti program ini karena pernah pergi ke negeri Sakura tersebut. Teddy pun mempertemukan Evan pada Prof. Eishi untuk mengikuti pelatihan khusus. “Tentunya, sebagai mahasiswa Teknik Informatika, bukan dari Sastra Jepang, persiapan yang harus saya lakukan cukup banyak dan cepat,” ungkap Evan. Ia juga mengaku sering mempelajari bahasa Jepang secara mandiri, “Saya belajar sendiri di kosan dan mengikuti kelas business nihongo oleh Prof. Eishi,” sambungnya.
Sebelumnya, Kay dan Evan telah melakukan berbagai persiapan dan pelatihan bersama dengan Prof. Eishi. Mereka diberikan pembekalan secara khusus, salah satunya adalah keigo atau bahasa Jepang formal, terutama yang biasa digunakan di lingkungan pekerjaan atau business nihongo. Setelah harus menunggu selama lima bulan untuk jadwal wawancara, Kay dan Evan kembali melanjutkan persiapannya bersama Prof. Eishi untuk mempelajari etika saat mensetsu atau wawancara dan jigo shoukai atau perkenalan diri. “Beliau (Prof. Eishi) sangat ketat, tetapi dengan ketetatan dan ketegasan beliau, Puji Tuhan saya dan Kay bisa lulus wawancara dan berangkat ke Jepang,” tutur Evan.
Prof. Eishi turut menekankan pada Kay dan Evan untuk mempelajari profil perusahaan terlebih dahulu. “Kita harus tahu visi misi perusahaan tersebut, asal usul, dan bergerak di bidang apa. Beliau juga menyarankan kami untuk mencatat poin-poin yang biasa ditanyakan saat wawancara,” ungkap Evan.
Kay juga berbagi cerita mengenai pembuatan curriculum vitae (CV) yang terbilang cukup sulit. “Karena harus menggunakan bahasa Jepang yang sangat sopan (keigo). Selama liburan Lebaran kami terus mencoba membuat CV dan revisi berkali-kali hingga tujuh kali, tetapi akhirnya selesai juga,” ucap Kay. Setelah semua tahapan dan administrasi selesai, Kay mengaku hanya tinggal mempersiapkan diri. “Sekarang kami di sini hanya tinggal mempersiapkan diri, materi, sikap, etika, dan tentunya mental untuk bisa survive di sana,” sambung Kay.
Kay dan Evan berterima kasih kepada banyak pihak atas keberhasilan mereka lulus dan diterima internship di Jepang. Terutama pada Prof. Eishi dan Teddy yang telah memberikan informasi internship ini pada Evan. “Terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan kesempatan ini, kemudian prodi dan Kaprodi yang telah memberikan izin dan surat rekomendasi. Saya berterima kasih juga pada Eishi Sensei karena tanpa beliau proses ini mungkin menjadi lebih sulit. Serta tidak lupa keluarga yang selalu mendukung,” tutup Kay. (vir/gn)