Empat Mahasiswa Program Sarjana Desain Interior Universitas Kristen Maranatha berpartisipasi dalam Indonesia Meubel & Design Expo, International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) 2024, yang digelar pada 14-17 September 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Banten. Keempat mahasiswa tersebut adalah Farrel Cetta Gumelar (2263026), Michael Avellino Gani (2263019), Novia Cahyadi (2363004), dan Joshua Christofer Budiharja (2263001), didampingi oleh empat dosen prodi Desain Interior.

Pameran bertema “Sustainable by Design” ini diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo). Selain Maranatha, 12 universitas dari Indonesia serta industri mebel dan craftdi Asia turut berpartisipasi dalam pameran internasional tersebut. Ketua Program Sarjana Desain Interior UK Maranatha, Elliati Djakaria Sutjiawan, Dipl.Ing., M.Min., menyatakan bahwa pameran ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa untuk belajar, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga pembongkaran pameran sebelum kembali ke Maranatha.

“Melalui pameran ini, mahasiswa mendapat pengalaman bertemu dan berdiskusi dengan mitra industri dan profesional, memperluas jaringan, serta belajar (tentang) teknologi terbaru dan inovasi, serta material dan jejaring yang ada. Diharapkan, mahasiswa dapat belajar lebih banyak di luar kampus, mengenal dunia profesional, dan dengan dibimbing dosen, mahasiswa dapat mencapai tingkat kemandirian yang lebih baik,” ucap Elliati.

Terdapat 12 karya yang dipamerkan dengan kategori furniture, kerajinan (craft), dan project design. Farrel menjelaskan bahwa tema booth mereka adalah “Contempolare”, yang merupakan gabungan dari kata kontemporer dan populer. Tema ini terinspirasi dari dinamika desain Indonesia saat ini, yang kembali menampilkan local genius sebagai identitas kuat bangsa Indonesia dari dahulu hingga sekarang.

“Pembuatan fasilitas duduk ini diperlukan craftsmanship, yaitu mengintegrasikan pengetahuan tentang material alam Indonesia, ketersediaan alat yang biasa dipakai oleh para pekerja konvensional, dan gagasan (dalam menciptakan) karya. Keterampilan ini perlu terus dikembangkan agar warisan keterampilan dari para leluhur tidak hilang,” ucap Farrel.

Farrel juga mengungkapkan kegembiraannya karena beberapa karya yang dipamerkan berhasil menarik perhatian pengunjung. Namun, karya-karya tersebut tidak dijual karena sebagian besar merupakan hasil Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Furniture, sehingga belum sepenuhnya siap untuk dipasarkan atau diproduksi lebih lanjut. Ia menganggap karya-karya tersebut sebagai prototype yang masih dapat dikembangkan pada masa yang akan datang jika hendak dijual ke masyarakat.

Di samping itu, Joshua menyatakan bahwa minat pengunjung terhadap karya mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka ciptakan mulai diminati dan mampu memikat perhatian pasar, meskipun ini merupakan proyek furnitur pertama mereka. Ia juga berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pameran dalam proyek-proyek berikutnya. (av/vir)

7 October 2024