Universitas Kristen Maranatha bekerja sama dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia menyelenggarakan kuliah umum pada Rabu, 26 Februari 2025 di Ruang Teater, Gedung Administrasi Pusat. Pada kesempatan ini, Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan, Dr. Sri Haryati, S.Pi., M.Si., hadir sebagai pembicara.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, yang turut hadir dalam acara ini menyatakan bahwa acara ini turut berperan dalam mengembangkan serta memotivasi dunia pendidikan. Selain itu, ia juga berharap kuliah umum ini dapat menjadi sarana bertukar ilmu.

Dalam pemaparannya, Sri Haryati membahas kondisi dan tantangan sektor perumahan di Indonesia, serta kebijakan pro rakyat yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Mengutip data Badan Pusat Statistik, ia menyebutkan bahwa 66,6% penduduk Indonesia akan tinggal di wilayah perkotaan pada 2035 mendatang. Menurutnya, pesatnya urbanisasi ini diperkirakan dapat meningkatkan permintaan akan hunian yang layak dan terjangkau.

“Di samping peningkatan permintaan, masih terdapat kesenjangan akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Berdasarkan kepemilikan, angka kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat mencapai kurang lebih 9,9 juta rumah tangga, dan sebanyak 5.670.609 di antaranya termasuk ke dalam kategori MBR,” tutur Sri.

Sri juga memaparkan skema pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah melalui pembangunan baru atau revitalisasi. Ia menjelaskan bahwa pembangunan baru didukung oleh berbagai sumber pendanaan, termasuk program pemerintah, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Hingga saat ini, capaian penyaluran FLPP melalui bank dan pengembang telah mencapai 105.843 unit. Kami akan terus mengupayakan pemerataan program pembangunan ini ke berbagai daerah di Indonesia,” ujar Sri.

Selain itu, Sri menjelaskan bahwa revitalisasi melibatkan sektor swasta melalui investasi langsung, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) komersial, dan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk meningkatkan akses terhadap hunian layak. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, pemberian kenang-kenangan kepada pembicara, serta sesi foto bersama. (av/vir)

10 March 2025