Universitas Kristen Maranatha menerima kunjungan dari Institut Teknologi dan Bisnis Sabda Setia (ITBSS) Pontianak pada Selasa, 21 Januari 2025, di Ruang Integrity, Gedung Administrasi Pusat. Kunjungan ini bertujuan menjajaki peluang kerja sama terkait pembukaan program studi baru di ITBSS.
Kunjungan ini dihadiri oleh perwakilan UK Maranatha, antara lain Rektor, Prof. Ir. Sri Widiyantoro, M.Sc., Ph.D.; Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WRAR), Dr. Se Tin, S.E., M.Si., Ak.; Wakil Rektor Bidang Sumber Daya (WRSD), Ir. Olga Catherina Pattipawaej, M.S., Ph.D.; Sekretaris Umum, Prof. Robby Yussac Tallar, S.T., M.T., Dipl.IWRM., Ph.D.; Direktur Kemitraan, Antonius Budi Wibowo, S.S., M.Hum., M.A., beserta jajarannya; serta perwakilan Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha (YPTKM).
Di samping itu, turut hadir perwakilan ITBSS, yaitu Ketua Yayasan Gereja Protestan Kampung Bali (YGPKB), Sukartono Taryono, S.T., M.M.; Rektor, Ir. Yudi Haliman, S.H., M.H., M.M., FCBArb., FIIArb.; serta Wakil Rektor Sumber Daya Manusia dan Alumni, Beny Tamrin, S.E., M.M.
Pada sesi diskusi, Yudi Haliman, menyampaikan rencana institusinya untuk bertransformasi dari institut menjadi universitas. Namun, ia mengakui bahwa ITBSS belum memenuhi jumlah minimal program studi yang disyaratkan. “Dengan banyaknya program studi di Maranatha, kami membutuhkan bimbingan yang lebih berpengalaman dalam pengelolaan prodi. Maka dari itu, kami berharap dapat bekerja sama ke depannya,” ujarnya .
Sekretaris Umum YPTKM, Ir. Arif Suryanto, menekankan bahwa pemilihan program studi baru harus mempertimbangkan aspek finansial. Menurutnya, beberapa fakultas, seperti kedokteran, kedokteran gigi, dan teknik, memerlukan biaya besar karena kebutuhan alat praktikum. Oleh karena itu, program studi yang dibuka harus disesuaikan dengan kapasitas ITBSS.
Menanggapi hal tersebut, Robby menyarankan agar ITBSS membuka program studi dengan biaya yang lebih rendah, seperti bahasa, seni, atau ekonomi. Namun, jika tetap ingin membuka prodi yang memerlukan biaya tinggi, ia menawarkan kerja sama dalam proses pembelajaran.
“Jika ITBSS dapat menyediakan alat praktikum, Maranatha bisa mengirimkan tenaga pendidik ke sana. Jika tidak, pembelajaran teori dapat dilakukan di ITBSS, sementara praktikum mahasiswa ITBSS dapat belajar di Maranatha,” ucap Robby. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama dan kunjungan ke sarana prasarana UK Maranatha. (av/vir)