Prosesi upacara pengukuhan guru besar adalah acara yang sangat penting, tidak saja bagi guru besar yang dikukuhkan, tetapi juga bagi universitas tempatnya mengabdikan ilmu dan pengetahuan. Banyak masyarakat umum yang belum mengetahui, sebenarnya apa tugas dari seorang guru besar? Kenapa bisa begitu dihormati? Lalu, seberapa sulit bagi seorang dosen untuk bisa mencapai jabatan akademik tertinggi itu?
Guru besar atau profesor bukanlah gelar akademik seperti sarjana, magister, ataupun doktor, melainkan jabatan fungsional atau jabatan akademik tertinggi yang bisa diraih oleh tenaga pendidik atau dosen. Terdapat empat jabatan fungsional dalam dunia profesi dosen, ada asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan yang tertinggi adalah guru besar.
Baca juga: Pengukuhan Mewati Ayub, Guru Besar Pertama Fakultas Teknologi Informasi Maranatha
Untuk bisa menjadi guru besar, seorang tenaga pendidik harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya adalah memiliki ijazah doktor (S-3), dan memiliki karya ilmiah yang telah dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi, seperti Directory of Open Access Journals (DOAJ), Scopus, Thomson Reuters, dan lain-lain. Pengajuan menjadi profesor dapat dilakukan setelah minimal tiga tahun lulus jenjang S-3.
Kemudian, syarat selanjutnya adalah memiliki pengalaman menjadi dosen minimal sepuluh tahun, serta memenuhi jumlah kum atau angka kredit dosen. Agar bisa mendapatkan kenaikan jabatan fungsional, dosen harus mengumpulkan poin angka kredit sejumlah tertentu, yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Apabila ingin menjadi guru besar, dosen wajib mencapai kum 850 poin dan 1050 poin.
Tanggung Jawab Guru Besar
Setelah proses yang begitu panjang, apa kita masih percaya bahwa tugas guru besar hanya mengajar? Tentu tidak. Guru besar adalah seorang guru, pendidik, dan juga peneliti. Mereka memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar, tidak hanya pada institusi yang menaunginya, melainkan pada masyarakat, negara, dan dunia. Mereka juga harus terus menambah dan membagi ilmunya pada generasi muda, sekaligus berkontribusi pada kemajuan bangsa.
Setiap guru besar diwajibkan untuk menulis buku dan karya ilmiah, serta menyebarluaskan gagasannya yang mampu memecahkan permasalahan di masyarakat. Mereka dituntut untuk menulis jurnal yang berdampak pada bidang keilmuan yang ditekuninya sehingga ilmu pengetahuan pun akan ikut semakin berkembang.
Baca juga: Prof. Meilinah Dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Maranatha
Guru besar adalah motor penggerak bagi perguruan tinggi. Jumlah guru besar mampu mendongkrak nilai akreditasi pada sebuah kampus. Semakin banyak guru besar, maka akan semakin dekat juga sebuah universitas untuk mendapatkan akreditasi “unggul”.
Saat ini, UK Maranatha telah memiliki 17 orang guru besar dan enam orang yang sedang dalam proses pengajuan. Semoga dengan bertambahnya jumlah guru besar, UK Maranatha bisa terus mampu berkembang dan maju untuk melayani masyarakat, serta melahirkan sumber daya manusia yang dapat memajukan bangsa. (vir/is)