Pada tanggal 19-21 November 2018 dilaksanakan acara Chinese Calligraphy and Painting Exhibition dengan bertemakan “Irama Goresan”, yang dilatarbelakangi dari keindahan goresan Chinese calligraphy. Acara ini meliputi pameran, diskusi, dan workshop yang dilaksanakan di Gedung B, lantai 5 Universitas Kristen Maranatha. Pada 19 November 2018, dibuka dengan kata sambutan oleh Sandy Rismantojo, S.Sn., M.Sc. selaku Wakil Dekan I Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Acara ini tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa Universitas Kristen Maranatha, tetapi juga terbuka untuk umum, termasuk perkumpulan calligrapher Bandung pun ikut berpartisipasi dalam acara ini. Teknik kaligrafi diajarkan oleh Tjutju Widjaya, M.Sn. yang merupakan dosen Program Studi S-1 Seni Rupa Murni.

Tjutju Widjaya menjelaskan bahwa seni rupa memiliki banyak jenis. Jika dibagi berdasarkan wilayah, akan terbagi menjadi wilayah Barat dan wilayah Timur. Salah satu jenis yang termasuk dalam Seni Rupa Timur, yaitu Chinese Calligraphy dan Painting yang telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada dua faktor terpenting dan dapat diapresiasikan dalam seni kaligrafi, yaitu estetika dan filosofi di dalamnya. Estetika dalam stroke atau goresan Mandarin, keindahan komposisi, bentuk goresan, dan materinya yang unik. Jika di dalamnya terdapat filosofi, biasanya akan berkaitan dengan hakikat dan esensi kehidupan manusia. Pameran ini juga menampilkan hasil kaligrafi karya mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.

Pameran ini diadakan untuk memperkenalkan Chinese calligraphy dan painting, “Diadakannya pameran ini untuk memperkenalkan Chinese calligraphy and painting, dengan harapan agar seni calligraphy and painting bisa berkembang dan diteruskan oleh generasi muda,” ujar Tjutju Widjaya. (ns)

23 November 2018