24 September dijadikan hari jadi nya Pusat Bahasa Mandarin yang berlokasi di Universitas Kristen Maranatha. Untuk memperingati hari jadinya, organisasi yang biasa disebut dengan PBM tersebut mengadakan acara menonton bersama film Tiongkok berjudul “Pekan Film Tiongkok”. Diadakan di Auditorium Gedung B lantai 2, PBM mengundang banyak pihak pada acara ini. Selain mahasiswa internal sendiri, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati beserta beberapa SMA di Bandung turut meramaikan acara ini. Turut hadir juga, Direktur dari PBM dan Duta Besar China atas Indonesia.

Di awal acara, Dir  ektur PBM, Yan Hoo Ran memberikan kata sambutan didampingi dengan penerjemah nya. Dalam sambutan nya Mr. Yan Hoo Ran mengucapkan selamat datang kepada para pengunjung dan berharap dengan diadakan nya acara ini, masyarakat dapat lebih mengenal kebudayaan Tiongkok. Disambung dengan kata sambutan dari Wakil Rektor I, Ibu Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D. “Manusia tidak dapat hidup tanpa kebudayaan!” seru Ibu Olga. Setelah kata sambutan singkat oleh Ibu Wakil Rektor, acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Kedutaan Besar China.

IMG_9695

Sebelum film pertama diputar, MC pun melanjutkan acara dengan mengundang moderator, Bapak Anton Sutandio, S.S., M.Hum., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra. Pak Anton menjelaskan secara singkat tentang film pertama yang berjudul Confucius. Confucius bercerita tentang seorang guru besar yang sangat setia pada tanah kelahirannya dan mengajarkan semua orang sebagai pejabat pemerintahan kita harus tetap berperilaku sopan. Beliau juga ahli dalam menyusun strategi. Di tanah Tiongkok, Confucius yang dalam bahasa asli nya disebut dengan Kongchu digunakan sebagai nama jalan.

Selesai film pertama diputar, acara dilanjutkan dengan diskusi oleh para narasumber, yaitu Ibu Elianti selaku redaksi dari Pikiran Rakyat dan Bapak Peter Rhian dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha. Setelah itu, acara pun break selama 1 jam.

IMG_9717

Tepat pukul 13.00, acara kembali dilanjutkan dengan mengundang moderator kedua yaitu Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T. Pak Krismanto memperkenalkan sedikit tentang film kedua yang akan ditayangkan berjudul Aftershock .Aftershock diambil dari kisah nyata, bercerita tentang sebuah keluarga di kota Tangshan, Tiongkok yang terpisah akibat gempa dashyat di tahun 1976. Pada diskusi di akhir acara, Pak Krismanto mengundang beberapa narasumber, yaitu Ibu Maria Yuni (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha), Ibu Aileen Puspitasari (Dosen Sinematografi Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha), Ibu Livia (Dosen Fakultas Sastra Universitas Kristen Maranatha) dan Bapak Cecep (Redaksi Harian Tribun Jabar). Para narasumber mengungkapkan bahwa, film ini memiliki visualisasi yang sangat detail dan merupakan film non-holywood pertama yang dibuat di I-MAX Studio. (vir)

28 September 2016